NAMA : Muhammad Aulia
Desri Nurrachman
NPM : 59410201
KELAS : 4IA13
Cloud Computing
Cloud Computing adalah suatu pergeseran dari perusahaan dalam membeli dan
memelihara server dan aplikasi on-premise yang mahal, dan bergerak menuju
metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan, dari satu penyedia layanan public
cloud
Hanya dalam beberapa tahun terakhir hal ini telah menjadi layak dan masuk
akal bagi perusahaan untuk memindahkan teknologi mereka ke sebuah pusat data
yang dikelola secara profesional oleh pihak luar. Perubahan ini telah didorong
oleh mulai tersedianya Internet berkecepatan tinggi yang tidak hanya tersedia
di kantor Anda, tetapi juga di rumah, di warung kopi dan di mana saja anda
dapat melakukan penerimaan sinyal telepon seluler. Kenyataan ini telah memungkinkan
terjadinya konsolidasi yang revolusioner.
Alasan ekonomi yang menjadi pendorong di belakang konsolidasi ini adalah
penghematan biaya yang signifikan dan pengurangan risiko yang diterima oleh
perusahaan ketika mereka memusatkan sumber daya teknologi mereka di sebuah
pusat data yang dikelola secara profesional oleh pihak luar. Penyedia layanan
publik dapat mengimplementasikan keamanan industri yang paling canggih dan
proses ketersediaan yang tinggi serta menawarkan pemantauan dan pemeliharaan
server 24×7.
Biaya teknologi yang lebih rendah karena penyedia layanan public dapat
berbagi sumber daya teknologi dan melakukan pembelian perangkat keras dan
perangkat lunak dalam jumlah besar untuk Anda. Saat ini, dengan biaya lebih
murah perusahaan dapat mendapatkan perangkat lunak terbaru maupun ketersediaan
sistem yang tinggi yang dulunya hanya bisa dijangkau oleh perusahaan besar.
Keunggulan Cloud
Computing
Uraian mengenai keuntungan (sisi potensial) yang didapat
dalam penggunaan Cloud Computing. Namun, secara spesifik, merujuk kepada (Thia,
2008) keuntungan Cloud Computing antara lain: (1) Keuntungan bagi para pelaku
bisnis adalah minimalisasi biaya investasi infrastruktur publik sehingga bisnis
bisa lebih terfokus pada aspek fungsionalitasnya, (2) Bagi application
developer, layanan PaaS memungkinkan pengembangan dan implementasi aplikasi
dengan cepat sehingga meningkatkan produktivitas, (3) Bagi para praktisi yang
bergerak di industri TI, hal ini berarti terbukanya pasar baru bagi industri
jasa pengembangan teknologi informasi, (4) Bagi pebisnis di bidang
infrastruktur, hal ini merupakan peluang yang besar karena dengan meningkatnya
penggunaan layanan SaaS ini akan meningkatkan penggunaaan bandwidth internet,
(5) Integrasi aplikasi dengan berbagai perangkat. Keunggulan lainnya adalah :
1. Tanpa
Investasi Awal
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah
layanan tanpa investasi yang signifikan di awal. Ini sangat penting bagi
bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya
perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.
Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware
yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup
membayar sesuai yang kita butuhkan.
2. Mengubah CAPEX
menjadi OPEX
Sama seperti kelebihan yang pertama, kelebihan yang kedua
masih seputar keuangan. Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software
harus dilakukan di awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal
(Capital Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat
melakukan pengeluaran operasional (Operational Expenditure, atau OPEX). Jadi,
sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika
kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu
perusahaan secara keuangan.
3. Lentur
dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat
memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak
datar-datar saja. Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana
penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR)
yang pada akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji
karyawan. Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga
kapasitas TI juga harus mengikuti. Contoh skenario “Unpredictable Bursting”
adalah ketika sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena
ada berita menarik. Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak
berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan
di waktu-waktu tertentu setiap tahun. Tanpa layanan cloud computing, ke empat
skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena
investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya
terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi
kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut. Dengan cloud computing,
karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka
kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan
sesuai pemakaian.
4. Fokus pada
Bisnis, bukan TI
Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada
bisnis utama perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal
ini dapat dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan
bukan oleh kita sendiri. Misalnya, melakukan patching, security update, upgrade
hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain. Apabila kita memiliki tim
TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis
kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan.
Kekurangan Cloud
Computing
Merujuk kepada (Robbins, 2009), resiko yang harus dihadapi
user dalam penggunaan Cloud Computing ini antara lain: (1) service level,
artinya kemungkinan service performance yang kurang konsisten dari provider.
Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery,
(2) privacy, yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang lain
karena hosting dilakukan secara bersama-sama, (3) compliance, yang mengacu pada
resiko adanya penyimpangan level compliance dari provider terhadap regulasi
yang diterapkan oleh user, (4) data ownership mengacu pada resiko kehilangan
kepemilikan data begitu data disimpan dalam cloud, (5) data mobility, yang
mengacu pada kemungkinan share data antar cloud service dan cara memperoleh
kembali data jika suatu saat user melakukan proses terminasi terhadap layanan
cloud Computing. Beberapa pertimbangan lain yang menjadi resiko Cloud Computing
adalah:
- Ketidakpastian kemampuan penegakan kebijakan keamanan pada
provider
- Kurang memadainya pelatihan dan audit TI
- Patut dipertanyakan kendali akses istimewa pada situs
provider
- Ketidakpastian kemampuan untuk memulihkan data
- Kedekatan data pelanggan lain sehingga kemungkinan
tertukar
- Ketidakpastian kemampuan untuk mengaudit operator
- Ketidakpastian keberlanjutan keberadaan provider
- Ketidakpastian kepatuhan provider terhadap peraturan
Contoh perusahaan
yang menerapkan Cloud Computing
Lintas Media Danawa (LMD), anak perusahaan Lintasarta,
perusahaan ICT terkemuka di Indonesia saat ini, membawa teknologi cloud
computing ke Indonesia.jadi perusahaan ini melayani on demand cloud computing
dan private cloud computing Di Indonesia.untuk biayanya juga tidak terlalu
mahal yaitu untuk layanan on demand cloud computing.
Langkah yang diambil oleh perusahaan ini menurut saya sangat
benar karena daripada membeli server baru, lebih baik perusahaan-perusahaan
menyewa server secara virtual. Tak perlu keluar banyak biaya, menghemat biaya
sampai 80 persen dan bebas biaya perawatan.Penghematan yang diperoleh jika
menggunakan cloud computing adalah rak yang dipakai untuk server cukup 2 rak,
sedangkan jika tidak menggunakan teknologi cloud computing, perusahaan butuh
lebih 10 rak.
Selain itu, dari sisi biaya, jauh lebih murah. Perusahaan
yang belum menggunakan teknologi ini harus membayar 2.000 dollar AS per bulan
untuk sewa server, sedangkan yang memanfaatkan teknologi ini cukup membayar 40
dollar AS tergantung skalanya.